3.1.a.10. Aksi Nyata Modul 3.1
Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran
Pada aksi nyata modul 3.1 kegiatan yang dilakukan adalah mebuat portofolio hasil dari pelaksanaan aksi nyata disekolah dengan memuat empat komponen dalam kerangka 4P (4F) yaitu Peristiwa (Facts), Perasaan (Feeling), Pembelajaran (Fending), Penerapan (Future).
Peristiwa (Facts)
AKSI NYATA 1
Latar Belakang Tentang Situasi yang dihadapi
Setiap akhir tahun pelajaran, Sekolah selalu melaksanakan sidang kelulusan siswa kelas XII. begitu juga dengan tahun pelajaran 2021/2022 ini, setelah dilakukan verifikasi nilai oleh tim dengan wali kelas XII baik Jurusan IPA maupun IPS sidang kelulusan ditetapkan yaitu hari selasa, tanggal 26 April 2022. Ketika proses verifikasi nilai ditemukan fakta ada beberapa siswa yang masuk kategori “pertimbangan” untuk status kelulusan mereka dengan berbagai macam permasalahan dan latar belakangnya.
Ada 5 orang siswa yang termasuk dalam kategori ini, 2 orang dari jurusan IPA dan 3 orang dari jurusan IPS. mereka bermasalah diketuntasan nilai dan kehadiran. Permasalahan yang dihadapi siswa terkait dengan latar belakang mengapa mereka nilainya tidak tuntas dan mengapa bermasalah dengan kehadiran yang menimbulkan situasi dilema bagi para guru dan juga wali kelas. Pertimbangan-pertimbangan yang muncul sehingga keputusan yang diambil harus dapat dirasakan adilnya bagi semua. Ini adalah situasi yang komplek, melibatkan emosi dan terkadang keputusan yang dibuat berbeda sama sekali dengan aturan yang telah ditetapkan.
Peraturan tentang kelulusan siswa didasarkan kepada Surat Edaran Kemendikbud, peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan setelah menyelesaikan program pembelajaran yang dibuktikan dengan rapor tiap semester, memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik, mengikuti ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan. Dan sekolah diberi kebebasan untuk menetapkan kriteria tambahan sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing dengan tetap mengacu pada surat edaran kemendikbudristek. Penetapan kriteria sekolah disepakati bersama-sama dalam sidang kelulusan.
Alasan melakukan aksi nyata
Sebagai seorang guru bidang studi dan juga staf pengajaran saya merasa perlu ikut serta dan memberikan buah pikir saya terkait dengan penentuan siswa yang bermasalah dengan kelulusan ini, banyak faktor kemudian yang menjadi pertimbangan saya dan juga rekan guru yang lainnya, pertanyaan-pertanyaan seputar apa yang akan terjadi dengan mereka yang tidak dapat lulus tahun ini. Apakah mereka akan tetap melanjutkan ditahun ajaran berikutnya, bagaimana respon orang tua?, bagaimana perasaan mereka?. Kalau tetap diluluskan apa efeknya bagi sekolah? Apa efeknya bagi adek kelas?. termasuk pertanyaan-pertanyaan lain yang terpikirkan oleh saya, seperti apa alasan dan latar belakang sampai siswa ini bermasalah, bimbingan apa yang telah telah dilakukan oleh wali Kelas, Guru Bk dan lain sebagainya.
Apa yang dapat saya dan rekan guru lainnya lakukan untuk siswa tersebut. Alasan-alasan inilah yang melatar belakangi aksi nyata ini.
Hasil Aksi Nyata
Dengan berbagai macam pertimbangan, diskusi panjang, curah ide dan pendapat, dimana saya juga menyampaikan tentang hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan yang mengandung unsur dilemma etika maka hasil akhir dari sidang kelulusan ada 3 orang siswa dari siswa yang bermasalah tadi di nyatakan lulus, sedangkan 2 lagi dinyatakan tidak lulus.
Sebelum keputusan ini ditetapkan saya dengan sedikit ilmu yang telah saya dapatkan di pembelajaran modul 3.1. Tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran menerapkan 9 langkah pengambilan keputusan dengan tahapan sebagai berikut:
AKSI NYATA 2
Latar Belakang Tentang Situasi yang dihadapi
Aksi nyata kedua yang saya lakukan adalah bersama kepala sekolah dan kurikulum memutuskan pelaksanaan ujian akhir semester tahun pelajaran 2021/2022 menggunakan penilaian online atau berjalan seperti biasanya yaitu menggunakan kertas. Keduanya sama-sama baiknya namun tentunya kedua cara juga memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, ketika pertanyaan apakah mungkin penilaian dilakukan secara online oleh kepala sekolah kepada kami selaku staf pengajaran, saya katakan mungkin. Setelah diskusi singkat tersebut mulailah saya bersama rekan-rekan dipengajaran membuat rancangan bagaimana pelaksanaan penilaian inline ini, mengingat ini merupakan yang pertama kali kamu lakukan untuk penilaian akhir semester, biasanya guru hanya melakukan secara pribadi pada mata pelajaran yang diampu oleh guru. Pelaksanaan ujian secara online mendukung gerakan go green dengan tidak adanya pemakaian kertas (paper less), namun karena sekolah kami hanya memiliki lab TIK dengan kapasitas komputer sebanayk 30 unit tentunya akan membutuhkan waktu yang lebih lama dalam pelaksanaannya belum lagi ada sebagian guru yang merasa keberatan dalam proses pembuatan soal dengan menggunakan google form. Sebaliknya, penilaian dengan kertas yang seperti biasanya kami laksanakan dapat berlangsung lebih cepat, juga lebih mudah dalam pengawasan, kecil kemungkinan siswa bisa melakukan browsing. Keadaan ini tentunya menimbulkan dilema tersendiri bagi kami dalam menentukan keputusan, dimana kami berada pada situasi benar lawan benar.
Alasan melakukan aksi nyata
Saya bersama rekan sejawat di pengajaran menginginkan adanya perubahan bagi sekolah, kami menginginkan adanya pembiasaan pada diri siswa untuk menggunakan IT dalam penilaian, ini semacam alur belajar bagi mereka sebagai persiapan menghadapi AKM, untuk terbiasa menggunakan IT. disamping juga keinginan untuk mendorong rekan sejawat guru untuk memanfaatkan akun belajar.id (penggunaaan Google Form) dalam pembelajaran dan Penilaian.
Hasil Aksi Nyata
Setelah melakukan berbagai macam analisa termasuk menerapkan 9 langkah penerapan dan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, sekolah meutuskan bahwa pelaksanaan uian semester untuk tahun pelajaran 2021-2022 dilakukan secara online.
AKSI NYATA 3
Latar Belakang Tentang Situasi yang dihadapi
Tanggal 16 Juni 2022 sebelum pembagian raport, Guru dan Kepala Sekolah mengadakan sidang kenaikan kelas. Ada kriteria yang dietapkan sekolah agar dapat menentukan siswa yang dapat naik kelas atau tinggal kelas. Verifikasi nilai telah dilakukan dan pada hari H semua wali kelas memaparkan siswa yang bermasalah dengan nilai dan kehadiran serta perilaku lainnya. Untuk kriteria kenaikan kelas sendiri mengacu kepada peraturan nasional ditambah dengan peraturan sekolah yang telah disepakati. Setelah pemaparan wali kelas, semua anggota rapat boleh mengemukakan pendapatnya. Biasanya kondisi dilematis terjadi ketika ada siswa yang bermasalah dan disebabkan oleh latar belakang dan kondisi keluarga. Diskusi menyangkut pertimbangan “naik” atau “tidak naik” biasanya berlangsung dalam kondisi yang benar-benas menguras emosi. Paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika ketika penentuan kenaikan kelas biasanya adalah kategori rasa keadilan lawan rasa kasihan dan jangka pendek lawan jangka panjang.
Alasan melakukan aksi nyata
Sebagai seorang guru bidang studi yang mengajar di kelas yang siswanya masuk kategori bermasalah ini maupun kelas yang saya tidak mengajar saya merasa perlu ikut serta dan memberikan buah pikir saya, terlebih setelah saya mempelajari modul pemimpin dalam pengambilan keputusan saya benar-benar terpanggil untuk turut berkontribusi dalam memutuskan pengambilan keputusan yang benar-benar dapat dirasakan “adil” dan berdasarkan kepada nilai-nilai kebajikan universal.
Hasil Aksi Nyata
Dengan berbagai macam pertimbangan, diskusi panjang, curah ide dan pendapat, dimana saya juga menyampaikan tentang hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan yang mengandung unsur dilema etika maka ada siswa yang dapat dipertimbangkan untuk kemudian naik kelas, namun ada juga yang tinggal kelas. Dalam proses ini juga terdapat pembelajaran bagi para siswa dimasa depan.
Perasaan (Feeling)
Setelah melakukan aksi nyata ini saya merasa sangat bahagia bisa menerapkan sedikit ilmu yang saya miliki dan berkontribusi dalam memberikan pendapat dalam pengambilan suatu keputusan. Keputusan tentang kelulusan siswa adalah momen yang sangat dilematis bagi semua warga sekolah terutama guru, wali kelas dan kepala sekolah. Ketika keputusan ini dibuat setelah menerapkan 9 langkah pengambilan keputusan ada perasaan lega bahwa ini adalah keputusan yang adil bagi semua pihak yang terlibat, adil bagi siswa, adil bagi guru. Tetap memperhatikan peraturan dan nama baik sekolah. Untuk kegiatan dikasi nyata kedua saya juga sangat bahagia bisa memberikan kontribusi dalam inisiasi perubahan diinstitusi sekolah kami. Inisiasi penilaian tanpa adanya penggunaan kertas yang berarti ikut mengkampanyekan gerakan go green. Begitu juga pada aksi nyata ketiga, pada penentuan kenaikan kelas bagi siswa kelas X dan kelas XI, saya merasa, kami para guru telah membuat keputusan yang tepat ditengah kondisi dilematis yang kami hadapi. Antara menyelamatkan mereka untuk naik kelas, namun disana tidak ada proses pembelajaran akan rasa tanggung jawab tenytang kenyataan begitulah dunia bekerja, bahwa untuk mencapai kesuksesan engkau harus berusaha. Atau memutuskan mereka tinggal kelas, namun disana ada pelajaran penting bagi mereka sebagai seorang individu, bahwa mereka akan memperoleh hasil sesuai dengan apa yang mereka usahakan, dan begitulah konsekuensi dari sebuah sikap/pilihan yang telah mereka lakukan.
Pembelajaran (Finding)
Dari penerapan aksi nyata ini saya belajar bahwa keputusan yang dibuat dengan berbagai macam pertimbanagn dan fakta yang ada tidak akan mencederai rasa keadilan semua pihak yang terlibat. Ada nilai-nilai kebaikan universal yang dipertimbangkan disana. Ada semangat memutuskan yang terbaik bagi semua pihak. Tidak ada beban dan rasa bersalah dengan keputusan yang dihasilkan ketika 9 langkah dari pengambilan suatu keputusan telah diterapkan.
Penerapan ke depan (Future)
Kedepan saya berharap akan semakin terbiasa dengan penerapan 9 langkah pengambilan keputusan ini. Dan dari kasus dilema etika yang kami rasakan setiap sidang kelulusan dan kenaikan kelas memberikan kami pelajaran bahwa masih banyak lagi yang harus kami benahi, masih banyak PR yang harus kami selesaikan, masih perlu perbaikan pada sistem evaluasi yang kami lakukan, masih perlu restitusi, coaching dan pembinaan lainnya yang harus kami lakukan terhadap siswa-siswa kami. Sehingga kedepan kasus-kasus menjelang sidang kelulusan dan kenaikan kelas dapat diminimalisir.
إرسال تعليق