Koneksi Antar Materi Modul 3.1. Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

Koneksi antar materi pada modul 3.1 pengabilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran disediakan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan ketertaikan antar materi pada modul ini dengan modul-modul sebelumnya. berikut penjelasannya. 
Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil? 
Sekolah adalah institusi moral yang dirancang untuk membentuk karakter warganya, Penguatan Pendidikan Karakter sejalan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara dimana beliau menyatakan bahwa dunia terus mengalami perkembangan, pergaulan hidup antar satu bangsa dengan bangsa lainnya tidak dapat terhindarkan. Pengaruh kebudayaan dari luar pun semakin mungkin untuk masuk berkulturasi dengan kebudayaan nasional . Penguatan Pendidikan karakter selain dapat menumbuhan sikap berpikir kritis, kreatif, komunikatif dan mampu berkolaborasi tentunya dapat pula mendidik peserta didik untuk mampu menghadapi tantangan zaman dan mampu bersaing di abad 21 tanpa menanggalkan identitas diri sebagai bangsa indonesia. Ki Hajar Dewantara dalam Pratap Triloka yang terdiri atas tiga semboyan yaitu Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, dan Tut Wuri Handayani yang berarti di depan memberi teladan, di tengah membangun motivasi dan dibelakang memberikan dukungan memberikan pijakan yang jelas bagi kita dalam bersikap sebagai seorang guru dan sebagai seorang pemimpin pembelajaran, dalam semboyan ing ngarso sung tuladha berarti seorang guru harus menjadi teladan, mampu memotivasi dan mengembangkan karakter siswa sesuai dengan kodrat zamanya.dalam pengambilan keputusan seorang guru harus selalu mempertimbangkan nilai-nilai kebaikan universal dan nantinya keputusan yang merefleksikan nilai-nilai kebaikan ini akan dijadikan rujukan dan teladan bagi seluruh warga sekolah. Dalam semboyan Ing madya mangun karsa, dimana karsa yang merupakan unsur tidak terpisahkan dari perilaku manusia dan berhubungan dengan prinsip-prinsip yang dianut oleh seseorang. Nilai-nilai kebaikan yang melandasi guru dalam mengambil keptusuan sebgai pemimpim pembelajaran sangatlah berperan sebagai motivasi dalam mengarahkan dan membentuk karakter siswa sehingga nilai-nilai kebaikan ini tetap lestari dan dapat diwariskan kepada generasi setelahnya. Dan dalam semboyan tut wuri handayani, guru harus mampu mendorong murid untuk mengembangakan potensi dirinya sesuai dengan kodratnya. Dengan Pratap Triloka yang mempengaruhi seorang guru dalam mengambil sebuah keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran akan menghantarkan sekolah sebagai tempat persemaian benih-benih kebudayaan, menghantarkan manusia Indonesia menjadi manusia beradap dengan nilai-nilai kemanusiaan/kebaikan yang dapat diteruskan dan diwariskan di dalamnya. 

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan? 
Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita sangatlah berpengaruh kepada prinsip-prisip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan, nilai- nilai kebaikan universal yang tidak berkaitan dengan preferensi pribadi seseorag namun merupakan sesuatu yang berlaku secara universal lepas dari latar belakang sosial, bahasa, suku bangsa maupun agama, ketika nilai kebaikan ini kita yakini dia akan dijadikan rujukan dalam seseorang bersikap atau mengambil keputusan terhadap suatu persoalan, keputusan yang dilatar belakangi oleh kebajikan universal ini akan mampu melahirkan keputusan yang adil bagi semua warga sekolah khususnya, dapat dipertanggung jawabkan, mengandung nilai kejujuran, berprinsip, mengedapkan kasih sayang, berintegritas dan masih banyak lagi nilai-nilai kebaikan lainnya yang terkandung di dalamnya. Didalam masyarakat Aceh di mana saya besar dan bertumbuh didalamnya, ada hadith maja (perkataan, peribahasa atau pepatah dalam bahasa Aceh yang digunakan sebagai nasehat, sindiran, perumpamaan dan lainnya) yang didalamnya terkandung nilai-nilai yang diyakini dan dijunjung tinggi warga dalam berinteraksi dengan orang lain.nilai-nilai ini diwariskan dan mampu membentuk karakter seseorang untuk bersikap, bertindak, dan mengambil keputusan dengan mempertimbangkan nilai-nilai kebaikan yang diyakini bersama. Nilai-nilai atau prinsip ini mendasari pemikiran seseorang dalam mengambil suatu keputusan terutama yang mengandung unsur dilema etika, kita akan mempertimbangkan keputusan dengan didasrakan pada kepentingan orang banyak, menjunjung tinggi nilai-nilai dalam diri kita dan biasanya kita juga akan membuat keputusan yang kita harapkan orang lain akan lakukan kepada diri kita. 

Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.
Kegiatan terbimbing pada materi pengumpulan keputusan berkaitan dengan kegiatan Coaching, dimana Coaching merupakan proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil san sistematis, dan di kegiatan ini bimbingan yang diberikan pendamping dan fasilitator telah membantu saya berlatih dan mengevaluasi keputusan yang saya ambil, sebagai seorang guru saya dituntut untuk menjadi pemimpin pembelajaran, dalam kegiatan terbimbing ini saya belajar menentukan bagaimana keputusan yang saya ambil sudah berpihak kepada murid?, apakah sudah sejalan dengan nilai-nilai kebajikan universal? Dan apakah kepusuan yang saya ambil dapat saya pertanggung jawabkan?. Konsep coaching model TIRTA sangat ideal ketika dikombinasikan dengan 9 langkah konsep pengambilan dan pengujian keputusan. 

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan? 
kemampuan mengelola dan menyadari aspek sosial emosional bagi seorang guru sangat erat kaitannya dengan kesadaran penuh (Mindfulness). Mindfulness muncul saat seseorang sadar sepenuhnya pada apa yang sedang dikerjakan dengan pikiran terbuka, atau dalam situasi yang menghendaki perhatian yang penuh. Kesadaran penuh ini sangat diperlukan seorang guru dalam menjalankan peran dan tanggung jawabnya dengan bahagia dan optimal termasuk salah satunya dalam membuat suatu keputusan, keputusan yang diambil dalam keadaaan sadar dan bahagia akan mengahsilkan suatu keputusan yang mampu menghadirkan rasa keadilan bagi semua warga sekolah, keputusan yang didasarkan pada nilai-nilai kebajikan universan dan dapat dipertanggung jawabkan. 

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.
Ketika seorang pendidik dihadapkan pada situasi dilema etika dan masalah moral maka nilai-nilai yang dianutnya akan sangat berpengaruh pada keputusan yang diambil oleh seorang pendidik tersebut, jika nilai-nilai kebajikan universal yang diyakininya begitu mendalam maka sandaran terhadap nilai ini akan melahirkan keputusan yang adil bagi semua pihak dan dapat dipertanggun jawabkan. 

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Pengambilan keputusan yang tepat dapat lahir dari 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, keputusan yang tepat yang diambil yang merefleksikan nilai-nilai kebaikan universal yang dijunjung pribadi/kelompok maupun institusi akan berdampak terhadap terciptanya lingkungan yang positif, kondusif dan nyaman. Dan keputusan ini akan selalu menjadi rujukan dan teladan bagi seluruh warga.

Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda? 
Menciptakan perubahan tentunya perlu waktu dan proses, perlu adanya sosialisasi sehingga munculnya keseragaman pola pikir dan cara pandang terhadap pengambilan keputusan terlebih keputusan yang menyangkut dilema etika dan bujukan moral dilingkungan sekolah. Ketika semua warga yang terlibat telah memahami 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan tentunya perubahan akan mudah terlakasana dan keputusan yang diambil akan mampu memajukan sekolah dan mencerminkan nilai-nilai kebaikan yang diyakini seluruh warga sekolah. 

Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? 
Sangat besar pengaruhnya, keputusan yang kemudian mengikat semua warga sekolah jika didalamnya terkandung nilai-nilai kebaikan akan mampu meciptakan murid-murid yang beradab. Dapat menjadi ruang bagi murid untuk berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang diteruskan dan diwariskan. Dan pengambilan keputusan yang berpihak kepada murid akan memberikan ruang bagi murid untuk mengekplorasi dan mengoptimalkan potensi yang mereka miliki dalam keadaan bahagia dan merdeka. 

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya? 
Guru adalah pemimpin pembelajaran, keputusan-keputusan yang dibuat guru dengan mempertimbangkan kekuatan kodrat yang dimuliki anak akan mempengaruhi masa depan mereka. Guru dalam mengambil keputusan harus mampu memberikan tuntunan, nilai-nilai yang melandasi keputusan yang dibuat guru harus mampu menjadi teladan bagi mereka, karena mereka yang nantinya akan mewarisi dan meneruskan nilai-nilai tersebut. Sehingga nilai kebaikan akan terus hidup ditengah-tengah masyarakat kita.
 
Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya? 
Modul ini sarat dengan makna bagi saya sebagai seorang guru. Setelah mempelajari modul ini saya belajar membuat suatu keputusan dengan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Melalui modul ini saya juga belajar bagaimana nilai-nilai kebajikan universal dijadikan landasan dalam kita membuat suatu keputusan yang adil dan berpihak pada semua warga sekolah, dan terntunya juga berpihak pada murid. Keterkaitan modul ini dengan modul-modul sebelumnya sangat terasa protap triloka dimana guru menjadi teladan dalam mencontohkan nilai-nilai kebaikan sangatlah mempengaruhi bagaimana keputusan diambil oleh guru yang notabene juga merupakan seorang pemimpin pembelajaran, begitu juga dengan teknik coaching yang sangat berpengaruh terhadap bagaimana identifikasi persoalan dapat dilakukan sehingga menghasilkan suatu keputusan yang menjawab keadilan bagi semua pihak. Terakhir bagaimana keputusan yang diambil dengan kesadaran sosial dan emosional juga menghasikan suatu keputusan yang berdampak positif bagi lingkungan sekolah.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama